Indonesia (20/1) - Melalui Diskusi Publik Kabupaten/Kota HAM: Tantangan Lokal dan Pelibatan Aktif Orang Muda dalam Prosesnya, INFID membuka ruang curhat, dialog, dan bersuara bagi orang muda agar mereka lebih dilibatkan dalam proses pembangunan di daerahnya. Ada tiga sosok muda yang berbicara; Meilaine Osok dari Papua, Eka Munfarida dari Wonosobo-Jateng, dan Dios Aristo Lumban Gaol dari Medan-Sumatera Utara. Eka dan Dios adalah alumni INFID Youth Fellow.
Setidaknya, terdapat sejumlah takeaway dari dialog terbuka ini yang menjadi catatan penting bagi pemerintah dan institusi pada level lokal hingga nasional, dari tingkat terkecil (misalnya karang taruna) hingga tingkat provinsi (Pemda).
-
Berikan kesempatan orang muda untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan dan pembuatan kebijakan publik dengan cara membuka ruang kolaborasi antara pemerintah dengan orang-orang muda
-
Posisikan orang muda sebagai subjek atau pemain aktif pembangunan, bukan sekadar penerima dampak pembangunan
-
Program pemerintah harus bisa mengakomodir kebutuhan orang muda, termasuk penyandang disabilitas
-
Undang, libatkan aktif, dan dengarkan orang muda dalam musrembang (musyawarah perencanaan pembangunan)
-
Ubah framing negatif seperti orang muda minim pengalaman menjadi sebuah kekuatan dari orang muda, yaitu bahwa mereka adalah orang-orang yang fleksibel dalam mengeksplor banyak hal
-
Berikan pendidikan sejak dini tentang pentingnya beropini dan menyampaikan pendapat bagi anak dan warga
Dialog terbuka ini ditanggapi secara langsung oleh Inaya Wahid (Founder Positive Movement) dan Sri Rahayu (Komnas HAM RI). Harapannya, ruang-ruang beropini dan berpartisipasi aktif bagi orang muda akan semakin banyak di Indonesia dan menjadi good practices of democracy yang baik bagi Republik ini.
Sebagai catatan tambahan, INFID Youth Fellow adalah sekumpulan orang muda terpilih yang memiliki passion dalam membuat perubahan di lingkungannya dan bergerak aktif menyuarakan nilai-nilai HAM di daerahnya. Mereka terlibat dalam dialog mengenai HAM dan ikut serta dalam acara tahunan Festival HAM yang diselenggarakan oleh INFID, Komnas HAM, dan Kantor Staf Presiden RI.
Kabar baiknya, secara umum orang muda di Indonesia bersikap positif terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Survei INFID bersama Lembaga Demografi Universitas Indonesia pada 2022 menunjukan 97% generasi milenial dan Z setuju semua warga negara apapun agamanya harus memiliki hak yang sama di hadapan negara.
Melalui upaya ini, INFID bersama konsorsium bergerak untuk mensolidkan gerakan bersama dalam mewujudkan penguatan praktek kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Diskusitersebut dapat disaksikan kembali melalui link berikut: https://www.youtube.com/live/dwv1syfYNHs?feature=share
Oleh: Intan Bedisa, Communication Officer INFID