Menegakan HAM di Masa Pandemi COVID-19: Tantangan dan Solusinya
Banjarmasin, 17 – 19 Desember 2020
Festival HAM 2020 bertajuk “Penegakan HAM di Masa Pandemi: Tantangan dan Solusinya” yang diselenggarakan pada 17-18 Desember 2020. Festival HAM 2020 ini merupakan Festival HAM ketujuh yang telah diselenggarakan oleh INFID sejak tahun 2014. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena situasi pandemi, kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan daring via Zoom Platform.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jend. TNI (Purn) Moeldoko; Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina; Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik; Dewan Pengawas INFID, Totok Yulianto. Festival ini diisi dengan kegiatan konferensi yang terdiri dari 4 pleno, 8 paralel, dan side events, yang dihadiri oleh 93 orang sebagai narasumber. Selain itu, Festival HAM 2020 juga dimeriahkan dengan beragam kegiatan lain seperti pertunjukkan musik dan pameran virtual.
Festival HAM 2020 diikuti oleh kurang lebih 1.000 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia dan negara lain, antara lain Korea Selatan, Belanda, Thailand, Taiwan, Hongkong, India, Denmark, Amerika Serikat, Belanda. Kegiatan rangkaian kegiatan Festival HAM terdiri dari pra-acara dan acara. Berbagai kegiatan telah dilakukan sebelum acara berlangsung, antara lain partisipasi dalam World Human Rights Cities Forum, konferensi pers, dan penandatanganan MoU bersama penyelenggara acara. Acara Festival HAM 2020 ini juga diliput oleh kurang lebih 50 pemberitaan di media baik online maupun offline.
Festival HAM 2020 merupakan momen penting dan strategis untuk membahas berbagai persoalan HAM yang dihadapi di tengah pandemi COVID-19, khususnya dalam hal hak atas kesehatan. Forum ini telah membuka ruang diskusi yang kaya dan interaktif antara berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat sipil, baik dari dalam dan luar negeri, untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait dengan persoalan dan pencapaian HAM di berbagai aspek, serta menghasilkan ide-ide, gagasan, inovasi, dan rekomendasi bersama sebagai upaya untuk memperkuat pemenuhan, penghormatan dan perlindungan HAM. Festival HAM ini juga telah mengeksplorasi berbagai isu yang sangat relevan dan penting, dari mulai kesehatan itu sendiri, pelanggaran HAM masa lalu, anak-anak dan pendidikan, pekerja migran, perempuan, masyarakat adat, dan lain sebagainya. Langkah konkret yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah adanya Deklarasi Banjarmasin untuk Indonesia untuk Indonesia yang Lebih Sehat dan Inklusif, yang memuat enam poin penting yang mendorong peran aktif daerah untuk mewujudkan perlindungan dan pemenuhan HAM, baik di kala pandemi, maupun masa pemulihan dan setelahnya, kepada seluruh warga, terutama kelompok rentan.